Pernah dapet selebaran flayer properti dengan gambar 3d di suatu acara offline yang diberikan oleh seorang sales ?
Begitu lah gambaran konten iklan dalam carousel yang digunakan oleh client 161. Gak heran jika harga lead yang didapatkan cukup mengenaskan. Kenapa bisa ?
Karena “value” dari properti yang ditawarkan belum berhasil didemokan dengan konten tersebut. Susah meyakinkan seseorang untuk tertarik dengan suatu unit properti hanya dengan gambar 3d melalui iklan.
Bisa dilihat harga lead yang didapatkan cukup mahal menurut client saya.
Laaah kok baru 1 doang hasilnya ? bener juga sih. Namun 1 itu udah spend iklan beberapa hari. Terus dimatikan oleh client saya.
Saya ingatkan juga, mahal disini menurut client saya.
Sudah suatu kepastian, saran saya adalah tidak menggunakan konten iklan yang seperti ini karena kurang dalam mendemokan value properti ke audience.
Kabar baiknya, client saya ini sudah mencoba juga konten iklan yang beneran ada rumahnya real udah jadi, namun kosongan tanpa furnish. Hanya saja secara harga lead masih tergolong mahal menurut mas bro.
Setidaknya ada perbaikan yang berdampak positif ya ?
Sedangkan konten iklan di properti lain yang dianggap harga lead murah, konten iklannya juga mirip-mirip yaitu menunjukan rumah unfurnished (belum terisi). Bedanya, promonya lebih menarik dan lokasinya ada di sawangan depok, kalo properti yang bermasalah ini ada di Tangerang.
Ditinjau dari lead, bisa dilihat harganya jauh lebih terjangkau.
Lalu adakah suatu solusi ?
Sebelum masuk ke solusinya, ada kendala lain…
Harga properti yang ditawarkan oleh client saya ini di daerah tersebut berdasarkan riset, rata-rata harga properti di angka 500 an juta, sedangkan properti ini di angka 1 milyaran namun tanpa ada penawaran yang bisa bersaing.
Solusi yang saya berikan dari hasil analisa tadi adalah…
Bikin konten iklan baru menggunakan properti yang sudah terisi dengan furniture.
Jika memungkinkan, bikin penawaran baru yang lebih memikat. Kenapa jika memungkinkan ?
Karena setiap properti itu dimiliki oleh client yang berbeda, harga berbeda, dan promo yang berbeda. Maka tidak bisa asal bikin promo. Harus disesuaikan dengan propertinya. Client saya ini kerja sebagai advertiser di suatu agency btw.
Promo yang dibuat oleh client saya yang berdasarkan persetujuan oleh bosnya adalah honeymoon package 3 hari 2 malam.
Cus lah client saya membuat iklan baru dengan penawaran baru tersebut.