Keluhan yang pertama dari client saya ini tentang audience yang tertarik dengan brand dia.
Emang audience-nya apa dan kenapa ?
Audience dia ini adalah emak-emak yang belanja pakaian buat anaknya. Menurut klaim client saya, kalo emak-emak itu gaptek. Kalo diajak checkout di website itu hasilnya gak oke. Lebih banyak di Whatsapp.
Memang masuk akal,
Ketika saya tanya iklannya lebih condong di platform mana ?
Lebih condong ke Facebook mas.
Coba lihat breakdown dashboard dibawah :
Gak hanya di 1 campaign itu saja. Di campaign lama juga sama juga condong ke Facebook.
Yap, terjawab sudah kenapa audience yang didapatkan seperti itu. You know lah Facebook isinya seperti apa. Tapi gak semuanya, khusus kali ini untuk market ini dapetnya seperti ini. Karena ada juga client saya yang tetep pake platform Facebook tapi bisa checkout di website.
Tapi ada kabar bahagia dari data di dashboard.
Ketika kita breakdown per placement untuk melihat ctr link click, gak nyangka ternyata untuk placement di Instagram mendapatkan ctr link click diatas 1%. Untuk ukuran di Instagram dengan objective conversion (sekarang sales / lead) bisa dapat angka segitu berarti menandakan iklannya cukup menarik untuk penduduk Instagram. Dari sini saya menilai kalo brand ini dengan produk dan visualnya punya harapan untuk digas di Instagram.
Oleh karena itu saya menyarankan untuk testing hanya di Instagram saja dengan asumsi di Instagram orang-orangnya lebih educated dengan flow checkout di website. Landing page yang panjang lebar tidak digunakan untuk testing ini. Landing page yang digunakan adalah halaman produk dari website. Untuk website, client saya ini menggunakan platform Yukbisnis, walaupun sebenarnya client saya ini kurang sreg dengan platform yang satu ini. Tapi karena permintaan pak Bos, harus dituruti dan sudah langganan.
Sebenarnya sudah ada rencana untuk ganti platform, namun agar rencana itu menjadi lebih masuk akal untuk dieksekusi, client saya harus testing dulu secara maksimal dengan platform tersebut. Untuk sekarang calon penggantinya adalah Berdu, Shopify, atau wordpress + woocommerce.
Ada pertanyaan menarik juga di konsultasi sesi pertama ini. Client saya bertanya begini…
HPP produk kita di angka 100an ribu dan dijual 200an ribu. Apakah itu sudah pantas ya mas ?
Ngepas banget ada client fashion yang pernah testing harga. Singkatnya awalnya dijual 170an ribu lalu dinaikan jadi 210an ribu kalo gak salah. Ternyata penjualannya tidak turun. Intinya coba saja test, market yang akan menentukan. Kalo mau kepoin case study client saya yang ini, silahkan cek case study *112 Ginan Budi Santoso*
Hasil testingnya seperti apa ?
Kita lanjutin di pertemuan yang kedua.